Setelah kematian Walt Disney pada tahun 1966 dan saudaranya Roy pada tahun 1971, Disney mengalami masa-masa suram. Mereka berjuang untuk mengulangi kesuksesan film-film klasik era keemasan seperti Snow White and the Seven Dwarfs, Cinderella, dan The Jungle Book, dan hampir berada di ambang kehancuran.
Namun, nasib mulai berubah bagi studio ini dengan dirilisnya film animasi tahun 1989 berjudul The Little Mermaid, yang muncul dari kedalaman dan memulai apa yang sekarang dikenal sebagai Disney Renaissance.
Era baru ini melihat Disney kembali ke akar-akarnya dalam bercerita tradisional sambil menggunakan musik yang terinspirasi oleh Broadway untuk menggerakkan alur cerita, yang menjadi dasar bagi kesuksesan film-film Disney lainnya seperti Beauty and the Beast, Aladdin, dan The Lion King, hingga era tersebut berakhir dengan Tarzan pada tahun 1999.
Mengingat sejarah dan peran The Little Mermaid dalam menjadikan Disney sebagai kekaisaran yang kuat seperti saat ini, sangat pantas bahwa remake live-action-nya adalah kisah klasik terbaik yang pernah diceritakan oleh studio ini hingga saat ini.
Jika Anda belum pernah menonton animasinya, The Little Mermaid berkisah tentang seorang putri duyung muda yang bersemangat bernama Ariel (Halle Bailey), yang terpesona oleh dunia di atas dan kemudian jatuh cinta pada seorang pangeran manusia setelah menyelamatkannya dari kecelakaan kapal.
Meskipun putri duyung dilarang berinteraksi dengan manusia, Ariel menentang perintah ayahnya, Raja Triton (Javier Bardem), dan membuat kesepakatan dengan penyihir laut jahat bernama Ursula (Melissa McCarthy). Ursula memberikan kesempatan kepada Ariel untuk menjelajahi kehidupan di daratan selama tiga hari dengan imbalan suaranya.
Ariel harus mencium cinta sejati dengan Pangeran Eric (Jonah Hauer-King) dalam waktu tiga hari tersebut jika dia ingin tetap menjadi manusia, jika tidak, dia akan berubah kembali menjadi putri duyung dan menjadi milik Ursula.
Plot ceritanya masih seperti biasa, tetapi sutradara Rob Marshall telah menambahkan beberapa elemen baru yang membantu membedakannya.
Kisah ini telah menjadi subjek kritik dalam beberapa tahun terakhir karena menggambarkan seorang wanita muda yang mengorbankan suaranya demi seorang pria. Meskipun kita tidak yakin apakah ini pernah menjadi satu-satunya motivasi Ariel (pernahkah Anda mendengarkan lagu 'Part of Your World'?"), remake ini menambahkan perubahan kecil namun signifikan di awal untuk mengatasi kritik ini.
Sebelum Sebastian mencoba meyakinkan Ariel bahwa hidup "Di Bawah Laut" lebih baik (yang berhasil diperankan dengan baik oleh Daveed Diggs, by the way) setelah dia menyelamatkan Eric dari kecelakaan kapal, Ariel mengatakan padanya: "Jika saja kamu melihatnya di atas sana, kapal itu terguling oleh angin, dan mereka memenuhi langit dengan api."
Namun, dalam versi animasinya, Ariel terpesona dengan pangeran manusia dan mencabut kelopak bunga satu per satu sambil mengucapkan "he loves me, he loves me not" sampai dia dengan penuh semangat berakhir dengan "he loves me!".
Perubahan ini mungkin kecil, tetapi efektif dalam menguatkan ide bahwa Ariel awalnya terpesona oleh dunia manusia dan dia ingin menjelajahinya, sementara kemungkinan berkencan dengan seorang pangeran muda yang tampan hanyalah bonus tambahan.
Lagu baru Ariel yang berjudul 'For the First Time', yang dia nyanyikan ketika dia menginjakkan kaki di daratan untuk pertama kalinya, lebih lanjut bertujuan untuk membuktikan hal ini, sambil berhasil mencapai ketinggian yang mengharukan seperti lagu-lagu klasik The Little Mermaid.
McCarthy dan Bardem memberikan penampilan yang kuat sebagai Ursula dan Raja Triton, sementara Hauer-King memanfaatkan peran Pangeran Eric yang lebih luas dari versi animasinya. Sekarang dia adalah karakter yang sepenuhnya terwujud dengan perjalanan, aspirasi, dan bahkan lagunya sendiri. Chemistry-nya dengan Bailey juga menjadi salah satu poin terbaik.
Namun, yang membuat remake ini menjadi yang terbaik dari Disney tanpa keraguan adalah penampilan Bailey. Meskipun tanpa suaranya, dia begitu magis dan membuat Anda merasakan setiap emosi yang dialami oleh Ariel. Interpretasinya dalam lagu 'Part of Your World' adalah yang paling memukau, membuktikan bahwa dia benar-benar seorang putri Disney.
Kita harus mengakui bahwa efek visual di bawah air terkadang agak kasar, dan CGI Sebastian yang aneh cukup sulit diabaikan. Juga terasa agak terlalu panjang, tetapi semua ini sebenarnya tidak cukup untuk mengurangi kepuasan secara keseluruhan.
The Little Mermaid mempertahankan hati dan semangat klasik animasinya, sambil menambahkan elemen baru yang memberikan perspektif segar pada peristiwa yang sudah akrab. Berkat penampilan luar biasa dari Bailey, adaptasi ini memiliki potensi untuk memikat generasi baru penggemar Disney.